04 Juni 2013

Good Antagonist Characters (1):
Adipati Karna

Mendengar kata antagonis, para pecinta sinetron pasti identik dengan sosok yang licik, jahat, mata melotot, pemarah dan berada di sisi gelap dan ga ada baik-baiknya sama sekali. Padahal kenyataannya semua manusia itu "abu-abu" alias memiliki sifat baik maupun buruk. Hanya tinggal seberapa pekat tingkat "keabu-abuan" setiap orang. Semakin menuju sisi terang atau sebaliknya ke sisi gelap tapi tidak ada orang yang "terang" atau pun "gelap" 100%.
Berikut ini ada beberapa tokoh antagonis yang aku tahu yang bila ditelusur lebih jauh ternyata mereka memiliki sifat-sifat "terang":


Adipati Karna (Mahabharata):
Adipati Karna sebenarnya adalah anak Dewi Kunti dengan Betara Surya. Jadi dia sebenarnya adalah saudara seibu dengan Yudistira, Bima dan Arjuna dari Pandawa. selengkapnya bisa dilihat disini. Walaupun begitu dia justru berpihak dengan Pihak Kurawa yang notabene adalah musuh bebuyutan Pandawa dan antagonis utama Mahabharata. Sifatnya adalah mudah emosi, pendendam dan angkuh tetapi memiliki kesaktian yang sama bahkan mungkin melebihi Arjuna. Walaupun begitu dia adalah seseorang yang suka berderma terutama kepada kaum Brahmana, bahkan ia merelakan baju Tamsir yg menjadi pertahanan utamanya setelah diminta seorang Brahmana yang ternyata adalah penjelmaan Betara Indra. Karena terharu oleh keikhlasnya, Sang Betara Indra pun menganugerahkan senjata yang tiada banding dan tidak pernah meleset tetapi hanya bisa dipakai sekali yaitu KUNTA yang nantinya akan membunuh Gatot Kaca.
Selain itu ia orang yang setia kepada sumpah dan mengerti arti membalas budi. Ia pernah dibujuk oleh Krisna untuk memihak Pandawa setelah diberitahu bahwa dia sebenarnya kakak tertua dari Pandawa dan berhak atas tahta Astina, tetapi karena dia teringat akan kebaikan Duryudana (sulung Kurawa) yang mengangkat Karna dari anak Kusir menjadi Adipati Awangga. Selain itu, Duryudana juga merelakan calon istrinya Dewi Surtikanti untuk dinikahi oleh Karna. Akhirnya Karna memilih untuk memihak Kurawa di perang Bharata Yudha walaupun ia mungkin telah tahu kalau dia akan mati di Perang itu dan tidak memperoleh tahta Astina, karena bagi Karna mengkhianati Kurawa yang telah berbuat baik padanya bukanlah tindakan yang patut bagi seorang Ksatria
Ibunya Dewi Kunti, juga pernah membujuknya untuk membela Pandawa, tetapi akhirnya Karna tetap teguh membela Kurawa. Ia juga menyesalkan tindakan dewi Kunti yang tidak mengakui dia sebagai anak waktu dia diolok-olok Pandawa karena hanya seorang anak Kusir walaupun sesakti Arjuna. Tetapi, sebagai anak, Karna bersumpah bahwa di Perang Bharatayudha, dia hanya akan berperang melawan musuh bebuyutannya yaitu, Arjuna dari Pandawa dan siapa pun yang menang, anak dewi Kunti tetap berjumlah lima orang.
Dia membuktikan ucapannya. Walaupun memiliki kesempatan untuk membunuh Yudistira, Bima, Nakula dan Sadewa, ia tidak melakukannya. Pada akhirnya dia tewas setelah terkena Panah sakti Arjuna, PASOPATI. Di akhir cerita Maha Bharata, Karna akan masuk Swarga bersama Para Pandawa dan orang-orang yang berbakti kepada kebaikan


Pendapat Pribadi:
Adipati Karna adalah salah satu tokoh wayang yang aku sukai kisah hidupnya. Hidupnya penuh dilema karena dia harus memilih kesetiakawanan dengan Kurawa  atau keluarganya Pandawa. Pada akhirnya dia lebih memilih kesetiakawanannya dengan para Kurawa walaupun ia tahu Kurawa adalah pihak yang Murka dan menolak membantu saudara-saudaranya walaupun dapat iming2 kemasyuran, kekayaan, bahkan tahta. walau pun begitu ia masih menunjukan baktinya kepada Dewi Kunti dengan hanya bertempur dengan seorang Pandawa yaitu Arjuna. Adipati Karna adalah contoh seorang setia pada sumpah dan mengerti arti balas budi (dengan mengesampingkan dia berada di pihak yang salah). Ia mengerti makna "keluarga sejati" tidak harus diikat oleh darah tetapi oleh kepercayaan, dan kesetiaan.

See you next time. for Next Character will be:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar