06 Agustus 2016

I AM SETSUNA: Sensasi JRPG Classic dalam game modern


    • Type: RPG
    • Developer: Tokyo RPG  Factory
    • Publisher: Square Enix
    • Year 2016


  1. Story
    Endir, seorang pembunuh bayaran bertopeng mendapat permintaan untuk melenyapkan Setsuna, seorang perempuan muda yang dipersiapkan sebagai Tumbal untuk meredakan serangan monster yang semakin merajarela. Tetapi, usaha Endir gagal. Atas permintaan Setsuna, Endir diampuni tetapi sebagai gantinya, ia diminta menjadi pengawal Setsuna dalam perjalanannya menjadi tumbal. Berhasilkah perjalanan Setsuna, dan para pengawalnya?


  2. Classic Feels
    Di Masa lalu, Square Enix (dulu Squaresoft) dihormati sebagai salah satu perintis yang membawa kejayaan JRPG. Kita pasti tidak asing dengan game JRPG Classic semacam Final Fantasy, Chrono Trigger, Chrono Cross, Xenogears dan game RPG lainnya yang menjadi kenangan indah masa muda dengan cerita yang berkesan, grafik yang indah. dan alunan music merdu yang menyatu menjadi sebuah karya yang memorable.
    Di tahun 2016 ini, tanpa saya sangka Square Enix merilis I AM SETSUNA, yang diclaim sebagai game RPG modern dengan nuansa JRPG classic. Lalu apakah I AM SETSUNA berhasil membangkitkan sensasi memainkan sebuah JRPG Classic?? ini lah pendapat pribadi saya
    Dari segi cerita, Kesan awal I AM SETSUNA mirip seperti cerita Final Fantasy X, akan tetapi perlahan-lahan I AM SETSUNA membangun identitasnya sendiri menjadi cerita yang lebih sederhana, lebih singkat tetapi tetap  meninggalkan kesan yang entah kenapa... terasa sakit
    Bagaimana dari segi Gameplay? Battle system I am Setsuna mirip sekali dengan Chrono Trigger dimana sistem ATB tanpa memasuki layar bertarung (battle screen), dan jika Bar ATB terpenuhi maka Playable character dapat memilih menggunakan serangan standard menggunakan, Item, atau kemampuan khusus yang disebut Tech

    Tech setiap character dapat dibeli di seorang penjual khusus, dan Tech yang telah dibeli harus dipasang pada Spritnite yang terdiri dari beberapa jenis slot tergantung fungsinya dalam pertarungan. Sistem Spritnite ini mengingatkan saya akan sistem Materia dalam Final Fantasy VII. Slot pada Spritnite akan bertambah seiring naik levelnya Character, atau dengan memakai Talisman. Oh ya sebagai tambahan, jika bar ATB 2 atau ketiga character terpenuhi, maka dimungkinkan terjadinya Combo Tech dimana 2 tech character akan dikombinasikan. Tentu saja Tech yang dipasang pada Spritnite setiap character saling cocok satu sama lain.

    Salah satu yang saya sukai dari battle system ini adalah jika kita berhasil menyerang musuh dari belakang selain akan otomatis memenuhi bar ATB, juga akan memenuhi MOMENTUM, yang dapat menghasilkan efek yang membantu dalam pertarungan, asalkan kita bisa mengeksekusi button momentum di timing yang tepat
    Bagian lain yang saya sukai dari I Am Setsuna, adalah music yang menemani kita sepanjang permainan benar-benar merdu untuk di dengar meski pun hanya untaian piano

  3. Classic issues
    Sebagai Game JRPG modern yang membangun nuansa JRPG Classic, I AM SETSUNA, bukan lah game yang sempurna. Ada beberapa hal yang kurang
    Masalah utama I AM SETSUNA adalah peletakan Save Point dalam dungeon yang hanya ada menjelang melawan Boss. Jadi jika sebelum melawan boss, anda kalah... maka siap-siap saja anda mengulangi petualangan anda dari tempat terakhir anda menyimpan permainan anda. Sakit bukan? Tiadanya auto save bukan masalah bagi saya karena justru itu membangun kesan "classic".
    Dari segi media, I AM SETSUNA sama sekali tidak memiliki FMV, seperti yang dilakukan Square Enix pada Final fantasy. Ini membuat pembangunan emosi cerita hanya bisa disampaikan dengan dialog dalam game
    Hal terakhir yang kurang dari segi cerita adalah setiap jawaban yang kita pilih sebagai Endir saat berinteraksi dengan character lain tidak menimbulkan konsekuensi yang berat terutama dari segi cerita sehingga terkesan cerita I AM SETSUNA lurus-lurus saja


  4. Overall
    jadi I AM SETSUNA cukup berhasil menyajikan sensasi Game JRPG Classic dengan cerita yang berkesan meski tidak berat, paduan music yang berhasil membangun suasana dalam game, serta battle system dan customize system yang mirip Chrono Trigger dan Final Fantasy VII dengan beberapa tambahan fitur seperti Momentum yang menambah effect dalam pertarungan.. Meski pun begitu peletakan Save Point di dungeon yang hanya ada menjelang melawan Boss, akan merepotkan player bahkan menimbulkan rasa "sakit" akibat harus mengulang dari awal dan pengambilan keputusan tidak menimbulkan konsekuensi tertentu pada jalan cerita menjadi kekurangan. Saya akan memberi nilai 8 dari 10 Point

Tidak ada komentar:

Posting Komentar