27 Mei 2014

Godzilla 1998: is it so bad?

Sebenarnya untuk bulan ini, aku mau mempromosikan Game baru berinisial TR, tetapi karena masih ada sedikit perbaikan dan balancing, akhirnya aku memutuskan untuk menuliskan sebuah sudut pandang pribadi soal film Hollywood tahun 1998 berjudul GODZILLA
Poster Godzilla 1998


Story
Intinya sih seekor Iguana yang terkena radiasi nuklir mengobrak-abrik kota New York karena ngidam ikan Tuna 

 A Piece of Memory
Dari kecil, aku memang suka hal berbau Dinosaurus dan Robot, terutama setelah nonton JURASSIC PARK saat TK sekitar tahun 1993.

Sekitar 5 tahun kemudian saat kelas 4 SD, ada iklan TV tentang Godzilla, dan bisa dibayangkan excited nya aku saat itu, sampai memaksa bapakku buat ngantarin nonton bioskop jam 9 malam. Aku ingat penonton saat itu tinggal sekitar 6 orang termasuk aku, dan bapak.

Itulah terakhir kali aku nonton bioskop di Ungaran Theater, dan mulai memasuki era VCD dan DVD. Baru pada tahun 2010, aku nonton film di Bioskop lagi sama temen. Jujur aku liat temenku ngelus dada waktu aku bilang film terakhir yang aku tonton di Bioskop adalah Godzilla

Good Things of movie:
  • Cerita yang lebih real : Yup... Cerita dari Godzilla 1998 jauh lebih real tentang Iguana yang terkena Radiasi nuklir. Tidak ada soal serangan Alien, atau, makhluk misterius lainnya. Seolah-olah Godzilla ada karena kehendak alam akibat ulah manusia.
  • The Godzilla design: Mungkin para Godzilla fans bakal menyemburkan atomic blast ke aku, tetapi aku suka Design Godzilla 1998 ini. Dia seperti gabungan Tyranosaurus diberi entah steroid atau jamurnya Mario Bros dengan kecepatan, kelincahan dan kecerdasan velociraptor. Ingat adegan waktu banyak helicopter mengejar Godzilla ini dan bagaimana dia lolos.
 
Dilihat dari bentuk badannya, Godzilla 1998 memiliki  kecepatan dan kelincahan Velociraptor dengan tubuh seperti T-Rex diberi steroid atau makan jamurnya Mario Bros


Many Godzilla fans hate this movie. Do you hate it?
Awalnya aku terkena hype untuk membenci Godzilla 1998, tetapi setelah merenung dan mengenang masa lalu, aku tertawa sendiri, dan sadar bahwa aku tidak berhak membenci Godzilla ini. Pertanyaannya kenapa?

Bayangkan jika aku tidak menyukai film ini pada waktu  itu (kelas 4 SD) tentu aku tidak tertarik dengan Godzilla Jepang. Malah setelah nonton Godzilla 98, lalu menonton Godzilla Jepang jadi rada aneh... "masa ada Godzilla Robot? Koq ada UFO nya? Koq ada Naga kepala tiganya? Masa Godzilla nglawan Ngengat?" itu kira2 pertanyaan di otakku saat nonton Godzilla Jepang saat itu.

Soal design yang Agility dan berbeda dengan Godzilla Jepang, tolong diingat kalo tahun segitu (1998), Popularitas Jurassic Park dengan keganasan T-Rex dan kecepatan serta kecerdasan Raptor sedang banyak disukai secara global. Jadi wajar kalo designnya lebih mengutamakan kecepatan, kecerdasan dan kelincahan agar bisa menarik perhatian penonton secara Global

Godzilla 1998 vs Godzilla Japan/ Godzilla 2014? Which one will be the Winner?
A stupid Question. Of Course Godzilla Japan/ Godzilla 2014. Mungkin untuk urusan menghancurkan kota, Godzilla 98 cukup mengerikan tapi melawan Godzilla... Sabet ekor lalu disembur atomic blast udah cukup mematikan Godzilla 98 seperti yang diperlihatkan di Godzilla Final War (2004). An Agility is not enough to beat the king of monsters, boy
Godzilla VS Godzilla 98

are there any other interesting stories?
  • Tema: tema Godzilla 1998 berbeda 180 derajat dengan Godzilla 2014. Tema Godzilla 1998 adalah upaya manusia untuk melawan makhluk ciptaan alam akibat ulah manusia yang jauh lebih kuat. Dimana pada akhirnya manusia memenangkan kompetisi ini. Di Godzilla 2014, sebaliknya menampilkan betapa kecilnya kekuatan manusia dihadapan alam, bagaimana manusia tidak berdaya dan putus asa melawan musuh alami yang lebih kuat dan besar (MUTO) walaupun telah banyak usaha untuk memusnahkan musuh itu. Pada akhirnya alam juga yang menyelamatkan manusia dengan "mengirim" Godzilla sebagai Alpha Predator yang merupakan musuh alami MUTO. Kedua tema ini seolah-olah memaparkan takdir manusia sebagai spesies yang telah berhasil bertahan hidup selama ini, tapi ada saatnya manusia tidak berdaya melawan kedasyatan alam, yang akhirnya semakin menyadarkan manusia agar tidak takabur (Biyen tahu arep dadi Romo je... sayang ketemu "Setan Ayu" kae)
  • Reaksi Penonton Bioskop Godzilla 2014: Aku melihat beberapa penonton tidak puas dengan Godzilla 2014, beberapa tampak bingung. Bahkan ada review2 di luar sana yang  mempertanyakan kehebatan film ini selain spesial efeknya. Banyak orang mengharapkan action yang lebih sering, seperti Godzilla 98. Wajarlah reaksi ini karena tidak semua orang tahu soal the "real" Godzilla, terutama anak2 tahun 90-an akhir dan 2000-an yang lebih sering nonton Godzilla 1998 di TV. Lagipula menurut aku, film ini lebih ingin memperlihatkan betapa desperate nya manusia, daripada langsung ke pertarungan Godzilla VS MUTO. Karena kalo langsung ke pertarungan, durasi film ini paling cuman 30 menit.
  • Combo Story: Kalau boleh membuat kombinasi cerita buat menenangkan Fans Godzilla dan fans Godzilla 98, maka kesalahpahaman terletak pada nelayan tua yang diinterogasi sama Jean Reno. Sebagai orang Jepang, negara yang sering diserang Godzilla, tentu saja mengira makhluk yang mampu menenggelamkan kapalnya adalah GOJIRA (Godzilla). Padahal itu adalah mutasi Iguana yang sedang ngidam ikan Tuna. Media2 New York secara mentah-mentah memberikan gelar GOJIRA kepada makhluk yang menyerang kotanya itu, terutama kampung nelayannya.

Perbandingan Godzilla dari tahun ke tahun
Conclusion:
Godzilla 98 dibenci oleh banyak fans Godzilla karena design dan "kelemahan" nya. Sebaliknya non- Godzilla fans mungkin lebih memilih Godzilla 98 yang lebih seru dan realistis daripada Godzilla 2014 yang lebih minim action.
Menurut aku, Godzilla 1998 memang tidak layak disebut Godzilla karena "kelemahan"-nya tapi secara pribadi, aku menyukai cerita film ini yang realistis dengan keseruan yang lebih intens. Design Godzilla 98 yang lebih condong ke Agility type tentunya keunggulan sendiri. aku seperti melihat Gabungan Tyranosaurus- Rex, dan Velociraptor dalam satu monster. bisa dilihat sendiri bagaimana dia selama 2 jam pemutaran film merepotkan penduduk New York.