11 Desember 2016

Godzilla Resurgence: The Real Disaster Giant Monster Movie


  • Judul: Godzilla Resurgence/ Shin Godzilla
  • Type: Movie
  • Creator: TOHO
  • Year: 2016
  1. Story
  2. Seekor makhluk misterius tiba-tiba muncul dan mempora-porandakan kota Tokyo. Perdana Menteri Jepang, dan Staffnya berusaha mengatasi masalah yang belum pernah terjadi dalam sejarah manusia sebelumnya itu

  3. Real Disaster Giant Monster Movie in Classic Footage
  4. Ini adalah kali ketiga saya membuat review soal Godzilla sang raja monster. Jujur saya baru tahu 3 hari sebelum rilis soal Godzilla Resurgence, dan trailer movie membuat saya tidak yakin film ini akan sukses, atau setidaknya berkesan buat saya, walau pun dibawa oleh sutradara dari Anime Movie Evangelion.

    Well, dan ternyata saya salah. Mungkin film ini bukan film Godzilla terbaik yang saya tonton, tetapi film ini memberi kesan yang berbeda dibandingkan dengan film-film Godzilla terdahulu yang telah saya tonton. Bukan berperan sebagai Alfa Predator di Godzilla 2014, atau pemakan Tuna di Godzilla 1998, Godzilla disini benar-benar menjadi bencana bagi manusia yang membawa manusia dalam Lubang keputusasaan, bahkan mengancam keberadaan manusia itu sendiri. Saya salut kepada sang sutradara dan staff yang berhasil membuat saya ingin berteriak, "WHAT THE F***!!!" di tengah malam saat menonton film ini dengan memberi presentasi film yang sebenarnya tema umum film-film Godzilla, tapi berhasil menunjukan "Humanity Desperate Level" ke level yang lebih tinggi.

    Keberhasilan film ini tidak melulu soal aksi sang Raja Monster, karakter manusia (dalam hal ini pemerintahan Jepang) pun berperan penting membangun film ini dengan usaha-usaha mereka menghentikan bencana Godzilla, mulai dari rapat penanggulangan bencana, pengerahan militer, hingga birokrasi antar negara. Film ini memang tidak perlu peran heroik dari satu manusia.

    Dari departemen teknik audio visual, kesan film monster klasik terasa sekali di film ini terutama dari background music yang meski terkesan jadul, tapi berhasil membangun kesan mengerikan, dan putus asa di sepanjang film

  5. Penyelesaian ala manusia
  6. Seperti yang saya bilang sebelumnya, film ini bukan film yang sempurna. Kekurangan film ini adalah intensnya percakapan antar karakter yang berlangsung cepat sehingga penonton serasa tidak diberi kesempatan untuk mencerna apa yang akan dilakukan untuk mengatasi Godzilla. Hal ini diperparah dengan banyaknya karakter yang muncul. Penonton seolah-olah dipaksa untuk mengikuti alur film agar tidak ketinggalan cerita. Satu hal lagi, penyelesaian akhir film ini menurut saya kurang mewah untuk menutup film ini.

  7. Overall
  8. Film Godzilla ini berhasil menampilkan level keputusasaan manusia ke level yang lebih tinggi berkat aksi Godzilla yang sukses meneror dan mempora-porandakan tidak hanya Tokyo tetapi juga mengancam eksistensi manusia. Selain itu usaha-usaha manusia yang ditampilkan di film ini dan departemen audio visual, terutama musik yang memberi kesan film monster klasik juga meningkatkan kadar mengerikan film ini. Meski pun begitu penonton seolah-olah dipaksa untuk mengikuti flow percakapan antar karakter manusia yang cepat, juga penyelesaian yang kurang mewah. Saya akan memberi skor 8.5/10

03 Desember 2016

Final Fantasy The Movie: What I think about them

Final Fantasy, mendengar kata itu kita langsung membayangkan sebuah game RPG dengan grafis yang aduhai, dunia luas yang siap dijelajahi, cerita yang menggugah, karakter yang ganteng dan cantik yang membawa senjata ukuran ga proposional.
Meski lebih dikenal lewat franchise gamenya, Final Fantasy juga merambah dunia film. Kali ini saya akan menuliskan pendapat dan sudut pandang saya pribadi tentang 3 film Final Fantasy



  1. Final Fantasy Spirit Within
  2. Untuk film pertama adalah Final Fantasy Spirit Within yang rilis sekitar 2001. Tidak sukses di box office, menyebabkan Hironobu Sakaguchi resign, dan Square menjadi Square Enix sering dituduhkan atas film ini.Saya agak beruntung karena waktu saya menonton film ini saya belum memainkan satu pun game Final Fantasy jadi menjadi pure penonton film, bukan fans game Final Fantasy yang berharap jagoannya muncul di layar kaca.

     Dari sudut pandang saya, saat pertama kali menonton film ini saya agak mengerutkan dahi. Maksudnya ini film apa?? Ada Alien, ada roh bumi, ada tentara yang nembaki arwah gentayangan alien. Ini saya nonton gabungan Starship Trooper dan Ghost Buster versi Jepang? Well setidaknya lagu kreditnya enak didengarlah "Spirit Dream Inside" oleh L' Arc En Ciel .

    Setelah menonton ulang sekitar 3 kali di rentang waktu yang berbeda (Sekitar 4 tahun), dan sudah memainkan beberapa game final Fantasy pendapat saya berubah 180 derajat. Cerita film ini ternyata sangat  menarik, dan konsepnya beda dari film Sci-fi lain. Konsep roh alien yang tersesat di Bumi dan hanya bisa dimurnikan oleh roh bumi (Gaia) dengan setting futuristik membuat Film ini bener-bener layak menyandang nama Final Fantasy karena memiliki keunik-keunikan, dan kolaborasi berbagai konsep yang dipadukan dengan serasi.
    Kekurangan utama film ini adalah penyampaian yang susah dicerna sehingga penonton harus menonton ulang, untuk kasus saya hingga 3 kali untuk menangkap esensi utama film ini. Dan terakhir, saya menyarankan saat menonton film ini, anda harus melepaskan mindset umum Final Fantasy adalah soal karakter yang membawa pedang kebesaran melawan monster yang berambisi menguasai dunia

  3. Final Fantasy VII: Advent Children
  4. Film kedua ini kebalikan dari film pertama yang dianggap tidak mempunyai jiwa Final Fantasy, film ini justru Final Fantasy banget dengan mengambil setting 2 tahun setelah ending game Final Fantasy VII. Di Film ini, fans bertemu kembali dengan Cloud, Tifa, Sephiroth dan tokoh-tokoh Final fantasy VII dengan tampilan yang keren... setidaknya dibandingkan dengan versi gamenya.


    Dari  grafis, dan action saya tidak mau berkomentar banyak karena sudah pasti keren, dan memuaskan para fans franchise FFVII. yang jadi masalah adalah dari segi cerita, saya tidak bicara kalau ceritanya jelek, tapi film ini adalah film untuk fans. Bagi yang sudah memainkan game Final Fantasy VII, atau setidaknya tahu soal jalan cerita utama Final Fantasy VII tentu akan lebih mudah mengikuti cerita dari film ini tapi bagaimana dengan masyarakat umum? Ya. Saya sedang curhat saat menonton ini bareng kakak saya, dia ga berhenti bertanya ini dan itu soal film ini. Singkat kata ini film bagus tapi eksklusif buat fans

  5. Kingglaive: Final Fantasy XV
  6. Film terakhir juga yang paling baru ini adalah film untuk ajang promosi game Final Fantasy XV sekaligus menjadi prolog dari game tersebut. Kali ini Square Enix berhasil membuat film yang bisa dinikmati baik dari fans atau masyarakat umum.

    Dari segi cerita menurut saya cukup baik cuman entah kenapa dasar cerita film ini gampang ditebak. Eksekusi adegan secara umum cukup baik. Masalah utama film ini justru terletak soal action yang terlalu cepat sehingga agak susah diikuti, apalagi warna dominan film ini adalah gelap. Masalah kedua yang bukan  saya pembuat film adalah subtitle yang kacau.

    Well setidaknya sebagai media promosi film ini sukses memperlihatkan bagaimana konflik utama di game itu berawal... dan saya cukup excited saat melihat ada ULTROS di film ini